Kenali penyebab hipospadia

Share:
Penyebab Hipospadia

Hipospadia ini adalah kondisi dimana uretra tidak berada di posisi yang norma pada bayi. Uretra ini merupakan sebuah saluran yang menghubungkan kandung kemih dengan ujung penis. Jika dalam kondisi normal, lubang uretra terletak tepat di ujung penis yang berfungsi untuk mengeluarkan urine. Namun pada penderita hipospadia, lubang uretra berada di bagian bawah penis. Hipospadia ini juga termasuk kelainan bawaan yang diderita sejak lahir. Hipospadia ini ini bisa dibagi menjadi beberapa kondisi, yaitu jika ujung uretra hanya bergeser sedikit dari posisi normalnya, atau bisa lebih parah jika ujung uretra berada jauh dari posisi normal, misalnya di dekat skrotum/buah zakar.  

Penyebab Hipospadia
Walaupun tidak menyulitkan orang tua untuk merawat bayi, namun kondisi ini bisa membuat bayi kesulitan untuk kencing. Bahkan kalau tidak ditangani sejak dini, kelainan area lubang kencing ini bisa menyebabkan pria dewasa sulit memiliki keturunan. Soalnya, sperma akan sulit mencapai dan masuk tepat ke vagina untuk pembuahan saat melakukan hubungan intim. 

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), penyebab hipospadia pada bayi ini belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, para ahli kesehatan menduga bahwa hipospadia ini dapat terjadi akibat kombinasi gen dan faktor lingkungan. Sementara itu, Boston’s Children Hospital menjelaskan bahwa hipospadia ini disebabkan oleh kerusakan hormon. Perlu diketahui saat penis berkembang di dalam kandungan, hormon tertentu memainkan penting guna membentuk uretra dan kulup. Jadi, kerusakan pada hormon inilah yang diduga mengganggu pembentukan penis secara sempurna. 

Faktor – Faktor Risiko Terkena Hipospadia
Berikut ini beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab terjadinya hipospadia :

1. Riwayat Keluarga
Perlu diketahui bahwa bayi memiliki risiko yang tinggi lahir dengan hipospadia jika ia memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa. 

2. Genetik
Faktor berikutnya adalah genetik. Variasi gen tertentu bisa mengganggu kerja hormon tertentu yang merangsang pembentukan penis secara sempurna.

3. Hamil Usia Di Atas 35 Tahun
Dalam hal ini, ada penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan risiko hipospadia pada bayi yang dilahirkan dari ibu berusia di atas 35 tahun.

4. Paparan Zat Tertentu Selama Kehamilan
Faktor penyebab berikutnya adalah adanya paparan zat tertentu selama masa kehamilan. Walaupun belum diuji lebih lanjut, namun banyak spekulasi yang menyebutkan bahwa ada hubungannya antara hipospadia dengan paparan senyawa tertentu, seperti asap rokok, pestisida atau bahan kimia industri lainnya.  

5. Perawatan Kesuburan
Wanita yang menggunakan bantuan teknologi reproduksi kehamilan memiliki risiko melahirkan bayi dengan hipospadia. 
Pengobatan Hipospadia
Adapun gaya hidup dan pengobatan rumahan yang bisa membantu untuk mengatasi hipospadia adalah sebagai berikut :
* Beri tahu dokter anda tentang masalah medis anda
* Gunakan popok setelah operasi, 1 untuk feses dan 1 lagi untuk urin dari kateter
* Lalu jaga kebersihan penis anda. Jika feses mengenai luka operasi, segera bersihkan dengan menggunakan air bersih
* Hubungi dokter anda sesegera mungkin jika anda demam pasca operasi, nanah keluar dari penis, tidak ada urin yang keluar dari kateter lebih dari 1 jam, atau urin merembes dari bagian penis yang lain
* Hubungi dokter anda segera mungkin atau pergi ke instalasi gawat darurat jika pasca operasi anda mengeluarkan darah yang tidak bisa berhenti dari penisnya. 

Mungkin itu saja artikel kali ini tentang seputar hipospadia. Jika anak anda mengalami gejala-gejala di atas segera periksakan ke dokter untuk segera mendapatkan penanganan medis. 

No comments